MAKNA TRADISI MIPIT PARE PADA SUKU SUNDA DI KASEPUHAN CIPTAGELAR KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

Authors

  • Intan Ayu Lestari Universitas Negeri Manado

DOI:

https://doi.org/10.69875/djosse.v1i1.2

Keywords:

Tradisi Mipit Pare, Interaksionisme Simbolik, Kasepuhan Ciptagelar

Abstract

Pada umumnya tidak sedikit masyarakat Kasepuhan Ciptagelar yang melakukan tradisi mipit pare hanya sekedar menjalankan saja, tetapi tidak memahami makna dari tradisi tersebut. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk megetahui dan mendeskripsikan tahapan pelaksanan  dan makna tradisi mipit pare pada Suku Sunda di Kasepuhan Ciptagelar. Untuk menjelaskan maknaatradisi mipit pare digunakan teori interaksionisme simbolik  George Herbert Mead. Selanjutnya fokus penelitian ini adalah tahapan pelaksanan dan makna tradisi mipit, dengan menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data  diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan tradisi Mipit Pare memiliki beberapa tahapan dan  mengandung makna dari segi agama maupun budaya serta menunjukan masyarakat yang senantiasa memanjatkan rasa syukur atas rezeki yang dimiliki, berbagi pada sesama, bekerjasama, hidup disiplin dan menghormati leluhurnya.

References

Fathimah, S., Hasrin, A., & Sidik, S. (2023). Adaptation of Minahasa Local Wisdom (Maleo-Leosan) as Sociology Teaching Material. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 15(1), 85-94.

Handayani, E., Suparno, S., & Swastika, D. (2021). Tradisi Bekayaq Pataq Pare Pada Masyarakat Sasak Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Adat Dalam Pendekatan Antropologi Hukum.

Humaeni, A., & Humaeni, A. (2018). Budaya Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Jawa Barat.

Miles, J. A., & Huberman, P. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI.

Moleong, L. J., & Edisi, P. R. R. B. (2004). Metodelogi penelitian. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 3(01).

Nurhasanah, H. Tradisi Mipit Pare dalam Menyambut Panen (Masyarakat Desa Rancaasih Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang-Jawa Barat) (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Prabowo, Y. B., & Sudrajat, S. (2021). Kearifan Lokal Kasepuhan Ciptagelar: Pertanian Sebagai Simbol Budaya & Keselarasan Alam. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia, 3(1), 6-16.

Singal, Z. H., Hasrin, A., Sidik, S., & Mokoginta, D. (2022). Tradition of Marriage Ceremony (Mogama) in Bolaang Mongondow. In SHS Web of Conferences (Vol. 149). EDP Sciences.

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Umaternate, A. R., Fathimah, S., Hasrin, A., & Sidik, S. (2022). Memahami Kearifan Lokal Masyarakat Minahasa, sebagai Upaya Membangun Harmonisasi Kehidupan Sosial Masyarakat. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 6(1).

Widagdyo, K. G. (2017). Pemasaran, daya tarik ekowisata, dan minat berkunjung wisatawan. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 7(2), 261-276.

Downloads

Published

2023-11-10

How to Cite

Lestari, I. A. (2023). MAKNA TRADISI MIPIT PARE PADA SUKU SUNDA DI KASEPUHAN CIPTAGELAR KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT. DISCOURSE: Indonesian Journal of Social Studies and Education, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.69875/djosse.v1i1.2

Issue

Section

Articles